Patung Supermini dari Jatinangor, Hanya Sebesar Semut, Perlu Kaca Pembesar untuk Melihatnya

SUPER MINI - Patung mini karya Hendri Sanjaya, panjangnya tidak lebih dari empat milimeter.

Siapa sangka, benda sebesar semut itu ternyata sebuah patung. Ukurannya tak lebih dari empat milimeter.

PATUNG yang dibuat Hendri Sanjaya (38), perajin di Gang Pengrajin, Desa Cibeusi, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, ini memang tidak biasa.

Ditemui di rumahnya di Gang Pengrajin, pekan lalu, Hendri mengaku pembuatan patung mini ini sebenarnya berawal dari iseng-iseng karena bosan dengan patung

Hiii, Ini Disebut-sebut Bioskop Terangker di Bandung, Dulu Sering Ada Penampakan Wanita Rambut Merah

Gedung Bioskop Astor di Jalan AH Nasution, Kelurahan Pasirjati, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, yang kini terbengkalai.

TRIBUNJABAR.ID – Bagi sebagian orang mungkin tak asing lagi dengan nama Bioskop Astor. Bioskop yang terletak di Jalan AH Nasution, Kelurahan Pasirjati, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung ini mulai berfungsi dari tahun 1993 dan dikenal dengan bioskop yang cukup megah dan sangat ramai pada zamannya.

Salah satu bioskop yang mempunyai andil bagi masyarakat Bandung, khususny

VIDEO-KISAH PILU, Lika Liku Hidup Abah Didi, Pengamen Dengan Kaki Setengah Lumpuh

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG – Pada usia yang sudah senja biasanya orang akan berdiam diri di rumah untuk menikmati sisa hidupnya. Namun terkadang hidup penuh dengan tuntutan, yang mengharuskannya untuk tetap bekerja keras.

Hal ini yang dirasakan oleh Didi Supriadi (59) warga asal Desa Panenjoan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.

Pria yang akrab disapa Abah Didi ini hidup dengan serba kekurangan dan keterbatasan, harus rela menikmati masa tuanya dengan menjadi pengamen jalanan.

Bagi Abah Di

VIDEO-KISAH PILU, Jalan Puluhan Kilometer, Kakek Berusia 70 Tahun Jualan Buku untuk Biayai Keluarga

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pria yang biasa disebut Abah Endang (70) warga asal Limbangan, Kabupaten Garut, nekat mengadu nasib di Kota Bandung dengan berjualan buku tuntunan salat. Ia tinggal bersama sepuluh rekan sejawatnya di sebuah kontrakan yang terletak di Jalan Pelindung Hewan, Kecamatan Astanaanyar Kota Bandung.


“Saya sudah 35 tahun berjualan buku tuntunan salat di Bandung. Dari masih kuat sampai seperti ini, kadang sakit kaki dan mata juga sudah tidak bisa melihat jelas,” ujarnya saat

Kisah Pilu Penggali Pasir Panggilan di Tengah Pandemi Covid, Sering Tak Makan karena Sepi Kerjaan

Bolang, warga Kelurahan Balida, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Majalengka, yang sehari-hari bekerja menjadi penggali pasir panggilan.

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG – Banyak kisah tak mengenakkan di tengah masa pandemi Covid-19. Lebih banyak berkaitan dengan masalah ekonomi.

Ada orang yang hilang pekerjaannya, daganganya tak laku, bahkan harus menjadi pengemis dan ada juga yang tak bisa berbuat apa-apa di tegah pandemi Covid-19 ini.

Hal ini juga dirasakan oleh seorang penggali pasir panggilan yang haru

Eksistensi Kaset Pita Di Era Digitalisasi

TRIBUNJABAR.ID – Melihat perkembangan zaman saat ini sudah samapai pada masa dimana hampir semua bidang dimudahkan dengan teknologi atau bisa disebut era digital. Bahkan pemerintah sudah pernah mendeklarasikanya keinginanya untuk merevolusi semua industri ke tahap yang lebih tinggi atau saat ini dikenql dengan nama industri 4.0.
Dengan seiring perubahan zaman, dan juga pola konsumsi masyarakat yang cenderung bergerak.mengikuti alur perubahan. Namun tidak semua sektor ikut tergerus perubahan zaman, salah satunya apa yang dilakukan Arif Sarifudin pria berumur 65 tahun yang tetap berjualan kaset pita meski adanya tekanan yang besar dari perubahan industri digital.
Arif merupakan penjual kaset pita di pasar loak Astana Anyar, menurutnya meskipun perubahan zaman yang begitu pesat di era digital ini namum tetap masih banyak orang yang menyukai bahkan samapai mengoleksi kaset pita.
“ Ah masih banyak kok yang suka beli kaset ini, meskipun sekarang udah zaman modern, “ ujar Arif saat di temui di pasar loak, Astana Anyar, Bandung, kamis (24/09/2020).
Demi terus melestarikan rilisan fisik musik dengan format kaset pita, banyak yang sudah Arif lakukan. Dari mulai berjualan yang sudah 38 tahun lamanya hingga membuka lapak di berbagai tempat. Dengan dibantu istrinya yang juga sebagai penjual kaset pita.
“ sudah dari tahun 1982 saya berjualan kaset pita, dibantu juga sama istri saya. Dulu dari masih rame yang beli sampe sekarang, “ tuturnya.
Menurut Arif ada kepuasan tersendiri yang hanya didapatkan saat berjualan kaset pita. “ intinya saya senang aja jualan kaset pita, ada kepuasan aja, “ lanjut Arif sembari memrapihkan kaset pita daganganya.
Dengan masih produksinya rilisan fisik sebagai barang yang dapat dikoleksi para penggemar musik menjadi salah satu alasan akan bertahanya rilisan fisik ini untuk kedepanya. Melihat saat ini makin susahnya bersaing dengan era digital.
Hal ini dibenarkan oleh Arif dengan mengatakan masih banyak orang-orang yang menjual kaset pita hingga saat ini. Ia menyebutkan dalam sebulan bisa mencapai 40-50 kaset yang terjual. Itu mengartikan jika eksistensi kaset pita di era digitalisasi masih terjaga.
“ sebulan bisa 40 sampai 50 kaset yang terjual, alhamdulillah masih banyak orang yang suka mengoleksinya, “ jelasnya.
Arif menjual satu kaset seharga Rp 5 ribu, berbeda dengan penjual lainnya yang menjual dengan harga yang lebih mahal. Hal ini bertujuan agar memudahkan para pengoleksi kaset pita untuk mendapatkanya dengan harga yang sangat murah.
“Ini di jual Rp 5 ribu saja, kalo di toko lain mah bisa sampe Rp 15 ribu. Biar mudah aja orang ngoleksinya jadi ga perlu banyak biaya, “ tuturnya.
Kaset pita bisa menjadi bukti eksistensi, tak hanya bagi para penyanyi tetapi semua orang yang terlibat di dalamnya seperti produser, eksekutif hingga perancang sampul album. Bukan hanya itu dengan membeli rilisan fisik dari penyanyi, kita sudah dalam kategori menghargai karya dari penyanyi itu sendiri.
Mendapat kaset pita dari orang-orang yang menjual kepadanya, Arif berharap agar terus bisa berjualan kaset pita demi menjaga eksistensinya di era digital.
“ saya dapet dari orang yang menjual ke saya, saya harap bisa terus jualan kaset pita, “ tuturnya
Sebagaimana pun perubahan zaman dan industri, eksistensi kaset pita akan tetap ada jika.kita terus melestarikanya. Dengan begitu cara terbaik menghargai karya pemusik deengan memberli rilisan fisik nya, agar insutri kembali stabil.(*)


Penulis: (Job3/indra rosidin)
Video Production: Uben

Viral : https://bit.ly/3047d80
Headline : https://bit.ly/33YW21w
Paling Populer : https://bit.ly/3kJZZxQ
Upload Terbaru : https://bit.ly/2HtqSbd

MEDIA SOCIAL & WEB Official
Website : https://jabar.tribunnews.com/
Instagram : https://www.instagram.com/tribunjabar
Twitter : https://twitter.com/tribunjabar
Facebook : https://www.facebook.com/baladtribun
Fan Page FB : https://www.facebook.com/tribunjabar

#tribunjabarvideo

Tren Aquascape, Hobi Baru Di Masa Pandemi, Cocok Untuk Yang Menggemari Ikan dan Alam

Viral : https://bit.ly/3047d80
Headline : https://bit.ly/33YW21w
Paling Populer : https://bit.ly/3kJZZxQ
Upload Terbaru : https://bit.ly/2HtqSbd

TRIBUNJABAR.ID – Berbicara pandemi virus corona memang tidak ada habisnya, hampir semua orang dirugikan dengan adanya pamdemi ini. Akibat adanya pandemi ini pemerintah membuat kebijakan Work From Home ( WFH ), atau bekerja dari rumah demi.memutus rantai penyebaran virus corona.

Dengan adanya WFH, orang-orang menjadi lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Hal tersebut membuat orang-orang menjadi bosan, dikarenakan banyak menghabisakan waktu di rumah.

Salah satu cara untuk menghilangkan kebosanan yaitu dengan mempunyai hobi yang bisa dinikmati saat berdiam di rumah. Salah satu hobi yang banyak digemari saat berdiam di rumah yaitu membuat aquascape.

Melihat keindahan alam natural dapat dinikmati di dalam aquarium, dengan menggunakan teknik buatan yang sama dengan keindahan tanaman dan lingkungan. Seni pembuatan alam bawah air ini terdiri dari komponen fauna dan flora yang saling melengkapi untuk membuat suatu keindahan alam.

Hendri (34) warga asal Kelurahan Palasari, kecamatan Cibiru, Kota Bandung, juga sebagai penjual sekaligus pembuat aquascape mengatakan jika terjadi peningkatan sebesar 50% dari penjualan selama pandemi corona.
“ kalo di bandingkan, ada peningkatan sebesar 50% dari sebelum pandemi, “ ujar Hendri saat ditemui di rumahnya di jalan Galumpit, Cibiru, Bandung, Sabtu (26/09/2020).

Hendri menyebutkan jika membangun aquascape berarti menciptakan ekosistem alam dalam satu wadah dan juga memelihara alam agar tetap menimbulkan keindahan. Komponen yang ada dalam satu wadah biasanya terdiri dari tanaman, krikil, batu-batuan, pasir, koral dan kayu-kayuan. Fauna yang terdiri dari ikan-ikan berbagai spesies tertentu.

“ Di dalam satu aquaspace biasanya ada pasir, kayu-kayuan, koral, tumbuhan. Bukan hanya itu di dalamnya juga dihiasi ikan-ikan dari berbagai spesies., “ ucapnya.

Bukan hanya itu, ada komponen pendukung berupa peralatan seperti filter, lampu, pupuk, dan obat-obatan sebagai penunjang keberlangsungan hidup dari ekosistem yang ada di dalamnya. Ada beberapa tema dari pembuatan aquascape seperti tema pegunungan, natural, lautan dan tema jungle.

Hendri menyebutkan aquascape yang ia jual memiliki berbagai macam harga tergantung tema dan banyaknya ekosistem yang ada di dalam satu aquarium. “ kalo harga tergantung dari jumlah ekosistemnya, saya pernah menjual dari harga Rp 400 ribu sampai harga Rp 3 juta, “ jelasnya.

Menurut Hendir, jika membuat aquascape harus memperhatikan juga fauna yang ada di dalamnya. Ia mengatakan jika aquascape bisa terlihat indah jika tidak terlalu banyak fauna di dalamnya. Yang ada di dalam satu wadah pun harus saling melengkapi, jika tumbuhan yang ada di dalam berguna untuk memberikan kenyamanan untuk ikan, begitu pun sebaliknya ikan yang ada di dalam harus menjaga agar tumbuhan tetap hidup.

“ kira-kira satu wadah itu di isi sepuluh ekor ikan, ikan yang ada pun harus bermanfaat, misalkan memakan lumut yang ada di tumbuhan, atau membersihkan kaca aquarium,” tuturnya.

Selain itu ada sistem internal filter dimana filter diletakan dalam akuarium sebagai sistem filterisasinya, bukan hanya itu, ada lampu yang berguna untuk menunjang keberlangsungan hidup dari ekosistem yang ada di dalamnya.

“ yang ada dalam satu wadah itu harus saling mendukung, agar terjadi keharmonisasian, “ pungkasnya. (job3/indra rosidin)

Video Editor: Wahyudi Utomo

MEDIA SOCIAL & WEB Official
Website : https://jabar.tribunnews.com/
Instagram : https://www.instagram.com/tribunjabar
Twitter : https://twitter.com/tribunjabar
Facebook : https://www.facebook.com/baladtribun
Fan Page FB : https://www.facebook.com/tribunjabar

#tribunjabarvideo

Demi Keamanan Pengendara, Lansia Ini Rela Punguti Paku yang Disebar Tukang Tambal Ban Jahil

Kadang suka ada tukang tambal ban jahil yang sengaja membuang paku, tujuannya biar ban motor atau mobil bocor, itu sangat bahaya

TRIBUNJABAR.ID – Wajahnya yang berkeriput tak menjadi halangan bagi Caca Handika (50) untuk terus berbuat baik. Menghabiskan masa tua dengan berbuat amal baik adalah prinsip hidup dari bapak berusia setengah abad ini. Mengumpulkan sisa sampah botol plastik yang berceceran di jalan adalah pekerjaanya sehari-hari.

Menurut pria yang tinggal di Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung ini mempunyai pekerjaan yang berguna adalah sesuatu yang luar biasa.

“Ya Alhamdulillah selain bekerja saya juga bisa membersihkan sampah yang ada di jalanan, biar jalannya terlihat bersih,“ ucap pak Caca saat ditemui di trotoar Jalan Percobaan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Sabtu (19/09/2020).

Selain memungut sampah botol plastik, dirinya pun memungut paku dan besi yang berceceran di samping jalan. Menurutnya paku yang berceceran di jalan sangat membahayakan pengguna jalan.

“Kadang suka ada tukang tambal ban jahil yang sengaja membuang paku, tujuannya biar ban motor atau mobilnya bocor, itu sangat bahaya,“ jelasnya.(*)

Selengkapnya buka link di bawah

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul VIDEO-Demi Keamanan Pengendara, Lansia Ini Rela Punguti Paku yang Disebar Tukang Tambal Ban Jahil, https://jabar.tribunnews.com/2020/10/01/video-demi-keamanan-pengendara-lansia-ini-rela-punguti-paku-yang-disebar-tukang-tambal-ban-jahil.

Penulis: Indra Rosidin/job3
Video Editor: Edwin Tk

Viral : https://bit.ly/3047d80
Headline : https://bit.ly/33YW21w
Paling Populer : https://bit.ly/3kJZZxQ
Upload Terbaru : https://bit.ly/2HtqSbd

MEDIA SOCIAL & WEB Official
Website : https://jabar.tribunnews.com/
Instagram : https://www.instagram.com/tribunjabar
Twitter : https://twitter.com/tribunjabar
Facebook : https://www.facebook.com/baladtribun
Fan Page FB : https://www.facebook.com/tribunjabar

#tribunjabarvideo

Mengintip Pelestarian Wayang Golek Di Era Milenial

Mengintip Pelestarian Wayang Golek Di Era Milenial

TRIBUNJABAR.ID – Wayang golek kesenian khas Sunda yang perlu di lestarikan oleh masyarakat Jawa Barat. Serta wayang golek juga warisan leluhur yang saat ini sudah di akui oleh dunia, bukan hanya oleh masyarakat Jawa Barat saja. Oleh sebab itu wayang golek sudah banyak dikenal orang, bahkan sudah banyak negara barat yang mengoleksi kesenian khas sunda ini.
Namun, sekuat istana berdiri, pada akhhirnya akan runtuh jika kita tidak merawatnya dengan baik. Sama halnya dengan kesenian wayang golek, meskipun sudah di akui dunia dan dikenal oleh banyak negara jika wayang golek tidak dilestarikan, lama kelamaan wayang golek akan cepat punah.
Ditambah seiring berjalanya waktu, di zaman serba modern ini atau biasa disebut era milenial, orang-orang hampir sudah tidak peduli dengan pelestarian kebudayaan khususnya wayang golek.
Hal tersebut dirasakan oleh Ramdan Kosasih (60) warga asal Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung yang berprofesi sebagai penjual sekaligus pengrajin wayang golek. Ia mengatakan bahwa orang-orang sekarang lebih suka sesuatu yang instan dan sudah jarang yang melestarikam kebudayaan.
“ Ah zaman sekarang mah orang suka sesuatu yang instan, jarang yang suka wayang golek “ ucap beliau saat di temui di Jalan Braga, Sumur Bandung, Bandung, Selasa (22/09/2020).
Pria yang berjualan di sekitaran Jalan Braga ini mempunyai ambisi jika harus terus melestarikan kesenian wayang golek meskipun orang sudah baanyak yang tidak peduli. Kecintaanya terhadap kesenian wayang golek didapat turun temurun dari almarhum ayahnya yang mewariskan kecintaaanya pada wayang golek.
Dirinya mengatakan hanya dia yang tersisa sebagai penjual wayang golek di sekitaran Braga. “ yang jualan wayang disini saya doang, dulu ada di samping lapak saya itupun sodara cuma sudah engga lagi, “ ucapnya.
Ayah dua anak ini sudah berjualan wayang golek selama dua puluh tahun, ia mengatakan ada kesenangan tersendiri ketika berjualan wayang golek. Dirinya pun dulunya di ajak.berjualan oleh almarhum ayahnya dan seketika kecintaan terhadap.kesenian wayang golek merasuki hati pria dua orang anak ini.
“ Sudahh sekitar 20 tahun berjualan, tapi ayah saya dulu jualan sekitar tahun 70an. Emang jarang ada yang beli sekarang mah, tapi karena kesenangan dan kepuasan hati maka saya terus berjualan wayang golek, “ Ucapnya.
Disaat kebanyakan orang yang tidak suka dengan kesenian wayang golek, ia tetap bersyukur karena masih ada orang-orang yang peduli terhadap kesenian khas sunda ini. Bahkan ia mengatakan ada warga negara asing yang sangat senang mengoleksi wayang golek.
“Alhamdulillah masih suka ada yang beli karena pengen ngoleksi, dulu pernah ada bule beli wayang. Dia sangat senang sekali bisa mengoleksi wayang, “ jelasnya
Selain mencari nafkah demi menyambung hidup, ini lah yang bisa ia lakukan untuk terus mewariskan kecintaanya terhadap kesenian wayang golek. Dengan penghasilan yang kadang tidak terlalu besar, ia terus berjualan karena pada akhirnya kepuasan hati yang paling berharga.
Berbagai macam ukuran dan nama wayang golek yang ia jual, dari harga Rp 25 ribu hingga Rp 250 ribu. “ namanya ada Cepot, Pandawa, Petruk, Semar dan banyak lah pokoknya. Harganya ada yang sepaket isinya 4 wayang itu Rp 100 ribu, ukuran 25 cm. kalo yag paaling besar ukuran sekitar 50 cm harganya Rp 250 ribu, “ tuturnya.
Dirinya akan terus mewariskan kecintaanya terhadap kesenian wayang golek agar kesenian ini tidak habis dimakan waktu. Ia yakin suatu saat nanti kesenian wayang golek akan kembali disukai seperti dahulu kala.
“ Saya pengen mewariskan wayang golek ke anak cucu saya, agar wayang golek terus dilestarikan samapai nanati, “ jelasnya.
Ada sepenggal harapan yang ia taruh untuk pemerintah, agar tetap melestarikan kesenian wayang golek dan tetap.menjadi garda terdepan yang menjaga kelestarian wayang golek.
“ Ya buat pemerintah saya harap tetap langgeg seterusnya menjaga, jangan samapi di ambil negara lain,” pungkasnya.(

Penulis (Job3/indra rosidin
Video Production: Uben

Viral : https://bit.ly/3047d80
Headline : https://bit.ly/33YW21w
Paling Populer : https://bit.ly/3kJZZxQ
Upload Terbaru : https://bit.ly/2HtqSbd

MEDIA SOCIAL & WEB Official
Website : https://jabar.tribunnews.com/
Instagram : https://www.instagram.com/tribunjabar
Twitter : https://twitter.com/tribunjabar
Facebook : https://www.facebook.com/baladtribun
Fan Page FB : https://www.facebook.com/tribunjabar

#tribunjabarvideo